Kepala
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Yurisman (ketiga dari kiri)
VII Koto, CanangNews – Jambu biji merah merupakan buah yang sangat
disukai oleh masyarakat. Selain karena rasanya yang enak dan teksturnya yang
lembut, buah ini juga memiliki manfaat yang sangat baik untuk kesehatan karena
kandungan gizi dan nutrisinya yang baik untuk tubuh.
Jambu biji merah merupakan salah satu komoditi unggulan
Kabupaten Padang Pariaman dengan luas areal 74.25 hektar, hampir separuhnya ditanam
di Kecamatan VII Koto yaitu lebih kurang 38.32 hektar dengan produksi 540.42
ton (Statistik Pertanian dan Peternakan Tahun 2016).
Varietas jambu biji merah ini sudah terdaftar di Kementerian
Pertanian dengan nama " Piraweh Ampalu ".
Selama ini jambu biji merah yang dihasilkan petani masih dijual
dalam keadaan buah segar (mentah), ujar Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan Yurisman dalam kegiatan Temu Teknis Pelatihan Petani Pelaku Agribisnis
yang dilaksanakan di Kantor BPP VII Koto Sungai Sariak, Senin - Selasa 9 - 10
April 2018.
Menurut dia, temu teknis ini bertujuan meningkatkan pengetahuan
petani dalam mengelola jambu biji merah dari hulu sampai hilir sehingga dapat
meningkatkan nilai jual dan nilai tambah dari produk mereka. Pelatihan ini
diikuti oleh 50 orang petani jambu biji yang ada di Kecamatan VII Koto.
Dengan banyaknya jambu biji merah yang diusahakan petani, kata dia,
usaha ini memberikan kontribusi yang nyata terhadap peningkatan perekonomian
mereka. Karena itu diperlukan pengelolaan yang baik dari hulu sampai ke hilir
(agribisnis).
Kegiatan agribisnis ini, lanjut Yurisman, bisa diusahakan mulai
dari pembibitan jambu biji yang nilai jualnya lebih kurang Rp. 25.000,- per
batang dan pengolahan buah menjadi aneka ragam produk olahan yang mempunyai
nilai jual tinggi.
Usaha pembibitan ini sudah dirintis oleh Mukhlis (Ketua Kelompok
Tani Mutiara) yang mana bibit jambu biji yang dihasilkan sudah disertifikasi
oleh BPSB Provinsi Sumatera Barat.
Teknik pertanaman dan budidaya secara gamblang dipaparkan oleh
beberapa orang narasumber, baik dari Kelompok Jabatan Fungsional Dinas Pertanian
dan Ketahanan Pangan Ir Syafrudin maupun dari Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura
dan Perkebunan Provinsi Sumatera Barat Kaltarina, SP yang sekaligus memaparkan
hal -hal yang harus dilakukan sehingga kebun bisa teregistrasi.
Petani yang mau meregistrasi kebun ini harus memahami cara budi
daya yang baik (GAP), pengendalian hama penyakit, membuat catatan dalam
pelaksanaan kegiatan kebunnya mulai dari hulu sampai ke hilir yang sesuai
dengan SOP (standar operasional prosedur).
Registrasi lahan ini juga merupakan satu syarat petani untuk
membuat sertifikasi keamanan pangan (sertifikat prima) dalam menghadapi
perdagangan bebas di ASEAN persyaratan buah yang diperdagangkan agar dapat
bersaing dipasar bebas adalah buah –buahan tersebut harus memiliki sertifikat
jaminan mutu (prima).
Dengan tersertifikatnya buah petani akan memperluas akses pasar
dan meningkatkan nilai jual. Buah yang sudah tersertifikasi dapat dijual di
retail-retail modern seperti supermarket, mini
market dan pasar modern lainnya.
Faktor lain yang sangat penting diperhatikan dalam usaha jambu
biji merah adalah proses panen dan pasca panen buah. Kenapa kegiatan ini
dikatakan sangat penting, karena di proses inilah terjadinya kehilangan hasil
yang sangat besar.
“Hampir 30-35% produk hortikultura akan hilang di proses bila
penanganannya tidak tepat. Karena itulah pengetahuan tentang panen dan pasca
panen ini sangat diperlukan oleh petani untuk mengurangi kehilangan hasil
produk mereka,” ujar Purnama Dini HariSTP MSc selaku narasumber dari
Universitas Andalas.
Dia menambahkan, cara lain untuk mengurangi kehilangan hasil
adalah dengan melakukan pengolahan terhadap jambu biji tersebut. Selain itu
pengolahan diharapkan juga dapat meningkatkan nilai jual dan nilai tambah dari
jambu biji ini. Jambu biji dapat diolah menjadi aneka ragam produk olahan
seperti, keripik, selai, dodol, sirup, jelli, permen, manisan dan produk olahan
lainnya yang memiliki daya simpan yang lebih lama.
Jambu biji merah segar hanya dapat bertahan selama satu sampai
dua minggu jika disimpan pada suhu 10'C. Karena itu dengan pengolahan
diharapkan dapat meningkatkan daya simpan dan nilai jual dari jambu biji ini. (R/ZT)