Kondisi loteng teras kelas SMPN 1 Padang Sago
Padang Sago, CanangNews - Puluhan siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Padang Sago, Kabupaten
Padang Pariaman, bertahun-tahun terpaksa belajar digabung lantaran ke kelas
lain, terutama pada saat hujan turun, karena atap dari beberapa ruangan bolong.
Meski suasana bising kerap terjadi, para guru tidak
menyerah. Mereka berupaya membuat metode pembelajaran baru agar tercipta
suasana belajar yang nyaman dan gembira. Namun, apakah hal seperti ini akan berlangsung
terus-menerus?
“Sekolah memiliki lebih kurang 200 siswa dan mempunyai 12
ruang belajar, tiga ruang di antara mengalami kerusakan. Akibatnya, siswa yang
ada pada kelas tersebut sering belajar gabung dengan kelas lain,” kata Kepala SMPN
1 Padang Sago Yulimardi kepada wartawan, Jumat (9/3/2018).
Ketika hujan turun lebat, lanjut dia, siswa yang berada
di ruang yang rusak tersebut terpaksa digabung ke ruang lain dengan metode
belajar gabungan. Hal ini membuat suasana belajar dan mengajar sedikit
terganggu dengan kebisingan siswa tersebut.
“Suasana kelas yang bising membuat konsentrasi belajar
pun terganggu. Siswa terpaksa menanyakan materi pelajaran yang disampaikan guru
hingga berulang kali,” ujar Yulimardi.
Ia menambahkan, berbagai metode pembelajaran dilaksanakan
oleh para guru. Dari mulai satu kelas belajar di luar kelas, satu kelas menulis
dan di kelas sebelah guru pelajaran menerangkan juga pernah dilakukan. “Selain
atap bolong, beberapa dinding sudah mulai rusak,” katanya lagi.
Gedung SMPN 1 Padang Sago tampak depan
Yulimardi menuturkan, untuk mendapatkan bantuan ruang
kelas baru menjadi harapan siswa guru. Upaya pengajuan, baik ke kabupaten,
provinsi maupun pusat sudah sering kali dilakukan. “Namun belakangan ini tidak
ada bantuan sedikit pun jatuh ke sekolah ini,” ujarnya.
Agar tercipta
suasana belajar dan mengajar yang baik di SMPN 1 Padang Sago, ulas Yulimardi,
tidak terlepas dari kondisi fisik bangunan dan siswa itu sendiri. Kalau
semuanya ini terbangun, SMPN 1 Padang Sago akan melahirkan sumber daya manusia yang
siap bersaing dengan daerah lain.
“Untuk mencetak manusia seutuhnya itu sangat bergantung kepada kelayakan sarana dan
prasarana serta tenaga pendidik yang baik,” tandasnya.
Namun, ketika wartawan canangnews mengonfirmasikan hal
itu kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kabupaten
Padang Pariaman Drs Rahmang MM, dia menyatakan kondisi SMPN 1 Padang Sago baik.
Kadisdikbud Drs Rahmang MM (depan, kiri)
“Saya menyaksikan langsung SMP tersebut tanggal 26
Februari 2018, kondisi sekolah baik,
hanya pagar sekolah bagian belakang
yang belum ada, Pak
Zast,” tulis Rahmang melalui WhatsApp, Sabtu (10/3/2018) pukul 12.29 WB.
(ZT)