Padang,
CanangNews – Kemajuan teknologi saat ini sangat
mempengaruhi dunia marketing. Termasuk di industri musik. Lesunya pemasaran
keping CD/VCD terbukti dengan banyak gerai pemasarannya yang terpaksa tutup,
karena angka penjualan yang tak cukup.
Kondisi ini justru jadi lahan subur bagi
platform penjualan lagu secara online. Namun platform yang menggurita di
internet saat ini masih produk luar negeri. Sedangkan sistem transaksi yang
digunakan diadaptori oleh provider. Ini jadi keluhan bagi para pegiat musik,
karena hak mereka dari hasil penjualan lagu harus menunggu lama untuk
menerimanya.
Platform tentu akan menerima desakan dari
pemilik lagu yang dipasarkan. Sementara itu, provider belum memberikan rekap
laporan penjualan. Padahal platform tentu butuh waktu untuk menganalisis data
penjualan yang berbasis pulsa. Sehingga menimbulkan dugaan negatif kepada
platform.
Menyikapi kondisi ini, para rocker Indonesia;
Herman Husin (Eks Drummer Jamrud Band), Ruddy U'CAMP, Iram U'CAMP, Angga
Satria, dan Mel Shandy akan meluncurkan 'Metronommusik' pada akhir Maret 2018
di Bogor Nirwana Residence (BNR) – Kota Bogor.
"Saat ini para seniman musik tidak butuh
resep, tapi mereka butuh obat. Bisnis seni tidak bisa dimatematikakan, menunggu
itu sangat melelahkan. Semoga dengan kehadiran Metronommusik dapat memerdekakan
para penulis lagu," kata Herman Husin, ketika diwawancarai, Selasa (27/2/2018).
Seperti yang juga dikatakan Herman Husin,
Metronommusik sebagai platform penjualan lagu secara online pertama di
Indonesia akan hadir dengan konsep yang berbeda. Perbedaan terletak pada sistem
transaksi pembelian lagu. Metronommusik tidak menggunakan jasa provider, namun
melalui transaksi bank. Jadi, setiap penjualan akan langsung masuk ke rekening
penulis lagu, sebesar nilai persenan yang disepakati. Sedangkan bagian untuk
penyanyi dan orang-orang yang berhak pada lagu tersebut, jadi tanggungjawab
penulis lagu dengan mengatur persenan yang diterimanya.
“Sudah ada belasan grup musik dan solois yang
mengirimkan karya mereka kepada kami. Setiap karya yang diterima langsung kami
dengar. Sampel lagu yang dikirim cukup diiringi alat musik sederhana saja,
jangan mastering. Bagi kami, karya lagu itu sangat berharga. Bagi lagu yang
diterima, cukup kirim dalam bentuk mixing dengan format WAV. Karena setiap lagu
yang akan dipasarkan Metronommusik, kami yang akan melakukan mixingnya, agar
punya citarasa tersendiri," kata Herman Husin melanjutkan.
Proses pembuatan Platform Metronommusik masih
terus dikerjakan hingga hari ini. Sudah ada beberapa grup musik yang menjalin
kerjasama pemasaran dengan Metronommusik, dan jadi konten perdana saat
peluncuran nanti, seperti U'CAMP, Maharya, Ilusi Band, dan lainnya.
Herman Husin menceritakan juga bahwa nama
Metronommusik berasal dari nama toko alat musiknya di Lembang - Jawa Barat,
yang didirikannya tahun 2010. Merekahi setahun perkembangannya, aktivitas ini
juga mulai membina talent; Mr. Band, dan Jenglot. Di tahun 2016, mengorbitkan
solois Derizka.
Meneruskan nadi sebagai pemain musik drum,
Herman Husin membentuk Ilusi Band dengan beberapa talent, dan pada tahun 2017
lalu telah merilis single; Lupakan
dan Rayuan Maut.
Ide mendirikan Metronommusik ini adalah hasil
pertemuan Herman Husin dengan Angga Satria di pengujung tahun 2017 lalu.
Platform musik penjualan lagu online ini, aplikasinya akan bisa diunduh melalui
gadget maupun PC.
Untuk merealisasikannya, bersama para rocker
Indonesia, Ruddy U'CAMP, Iram U'CAMP, Mel Shandy, dan Angga Satria tahap awal
Herman Husin mendirikan Persaudaraan Seniman Perajut Bangsa (PSPB). Cikal berdirinya
grup musik Maharya, untuk melahirkan lagu-lagu bertema kebangsaan. Seperti lagu
Indonesia Raja, yang saat ini sudah mulai dipromosikan pada masa pra launching
Metronommusik.
Dari pertemuan-pertemuan, merekapun menghimpun
meriang yang melanda para kreator musik Indonesia saat ini, dan menetapkan obat
yang tepat, dengan melahirkan konsep berbeda pada Metronommusik.
Metronommusik, aplikasi musik yang mengusung
tagline 'Publishing and Talent Promotion' ini memogramkan promosi lagu di
stasiun radio seluruh Indonesia, Stasiun TV lokal, media online, dan panggung
live.
Semoga saja ide kreatif dari para rocker
Indonesia ini menjadi solusi yang tepat untuk memberi kesejahteraan bagi para
kreator musik di Tanahair, demi mendukung produktivitas mereka berkarya, agar
kejayaan musik Indonesia tidak hanya jadi tuan rumah di negeri sendiri, tapi
juga di kehidupan mereka sendiri. (MF/ZT)