Catatan
Zakirman Tanjung
ini
kali kuingin berkisah
tentang
cerita di negeri susah
terjadi
di zaman entah-berantah
cerita
mengenai pemimpin tidak amanah
akibat
kita semua bersalah
Tuhan
pun mengirim pemimpin serakah
hobinya
korupsi mematah-matah
banyak
anggaran masuk tong sampah
waktu
kampanye janjinya indah
rakyat
mendengar mendesah-desah
serasa
negeri bakal berubah
kepadanya
pun diserahkan amanah
waktu
kampanye tampilnya gagah
menyebut
ayat kursi suaranya renyah
kursi
dia dapat ayat pun entah
janji-janjinya
pada hilang musnah
si
oknum pemimpin pun tampil pongah
kebijakannya
kerap membuat resah
tak ia
peduli peringatan Allah
apalah
hujatan sumpah-serapah
perlawanan
rakyat semakin hebat
tapi
tak menyadarkan oknum keparat
kebijakan
menyimpang terus dia buat
tak
terkecuali dlm penetapan nama-nama pejabat
terhadap
proyek dan anggaran untuk rakyat
perhitungannya
mungkin masih saja 2x2 = 4
tak
peduli mubazir atau bermanfaat
yang
penting komisi bisa dia babat
beginilah
jika hati nurani tertutup rapat
lebih
dari sekadar hidung tersumbat
di
sana-sini hobinya main sikat
tak
peduli serbuan serapah rakyat dan aparat
pemimpin
tak amanah merajalela
cuekin
malaikat apalah ka pe ka
tak
terusik batinnya oleh bencana
nafsu
durjana yang memperbudaknya
jangan
kau pedomani tutur-katanya
berpidato
terkesan amat pesona
tampilnya
manis di beragam media
otaknya
berlumur dusta dan nista
apakah
ini makna politik?
semua
aksinya berlumar intrik
berkilah
pintar berdebat cerdik
tapi
tak respons terhadap kritik
mungkinkah
dia pemimpin munafik?
janjinya
mungkir omongan licik
amanah
dia akali sepenuh taktik
mempersekutukan
Tuhan dia pun syirik
lalu
kau lihat banyak pejuang
suka
berdemo bersuara lantang
targetnya
pemimpin segera tumbang
tapi,
bisa jadi mereka pecundang
itulah
negeri yang salah kiprah
pemimpin
tak amanah pejuangnya entah
kebijakan
sering berubah-ubah
rakyat
pun menjadi sapi perah
lalu
bagaimana lembaga legislatif?
apa
pula peran lembaga yudikatif ?
mereka
kan mitra lembaga eksekutif
hukum
pun dibuat jadi relatif
Bandar
Buat Lubuk Kilangan
aturan
bisa dibuat bisa dihilangkan
asalkan
sesuai dengan kepentingan
benar
dan salah tak jadi pedoman
sekilas
memang terkesan frustrasi
padahal
ku bukan seorang suci
tetapi
inilah realita negeri
buah
dosa kolektif yang terakumulasi
mengapa
kukatakan dosa kolektif?
lantaran
kita cendrung primitif
dalam
membangun tak suka aktif
doyan
menyogok oknum birokratif
semua
sepertinya serba salah
pemimpin
serakah rakyat berulah
gemar
menghujat suka membantah
sayangnya
kita selalu lengah
ampunilah
dosa-dosa kami, Ya Allah!
kami
semua memang tersalah
tunjuki
kami agar berubah
menjadi
kalifah yang suka ibadah