Padang, CanangNews - Dr H Dasril M.Ag, seorang
ulama besar Sumatera Barat (Sumbar) meninggal dunia. Kepergian almarhum merupakan
duka daerah ini. Almarhum dosen Universitas Negeri Padang (UNP) dan Asisten
Guru Besar Olahraga Maju Sehat Bersama (Mahatma) Indonesia, serta Ketua Ikatan
Persaaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Sumbar.
Almarhum Dasril yang sehari-hari akrab disapa dengan Buya Das itu meninggal
di Sangir Solok Selatan, Senin, (11/12/2017) subuh waktu setempat. Almarhum
menurut rencana akan memberikan ceramah Maulid Nabi Muhammad SAW di Pemkab
Solok Selatan, (Senin pagi red) dan beliau diinapkan Pemkab Solok Selatan pada
salah satu penginapan di daerah itu.
Almarhum, sehari- hari Dosen tetap pada Universitas Negeri Padang (UNP) dan
Ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Sumatera Barat. Selain itu,
almarhum semasa hidupnya juga katif pada beberapa organisasi, seperti Pengurus
Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) Sumatatera Barat, Pengurus Wilayah
Nahdatul Ulama (PWNU) Sumatera Barat serta Pendiri Kelompok Zikir di Sumatera
Barat.
Jenazah almarhum disemayamkan di rumah keluarga Komplek Singgalang
Kelurahan Batang Kabung Ganting Padang, ribuan pelayat silih berganti datang
memberikan ungkapan rasa belasungkawa yang mendalam, dari pagi sampai jenazah
diberangkat dari umah duka, jam 18.00 Wib sore dan di shalatkan di Masjid Al
Azhar Universitas Negeri Padang (UNP) sehabis shalat maqrib.
Prof Dr H Duski Samad MAgTuanku Mudo dalam pelepasan jenazah mengatakan,
kepergian almarhum, merupakan dukanya Sumatera Barat, di samping duka keluarga.
Karena beliau semasa hidupnya aktif dalam berbagai gerakan amal dan sosial
untuk menegakan dakwah di tengah tengah umat.
“Semua kita masyarakat Sumatera Barat, merasa kehilangan, almarhum
disamping cendikiawan juga ulama besar dan dikenal di Sumatera Barat, bahkan
Riau dan Jambi, almarhum punya murid Mahatmanya, ribuan yang tersebar sampai
kepelosok desa,” ujar Duski Samad.
Beberapa orang Ketua Jaringan Mahatma Indonesia yang ditemui di rumah duka,
seperti, Ediwarsyah, Johan Riva’i, Ayah, Darmansyah, Hanuzi, Syofyan,
mengatakan, dengan kepergian sang guru, sangat merasa kehilangan dan rasa ayam
kelhilangan induak.
“Tetapi karena ini semuanya sudah ketentuan Allah SWT, sebagai manusia kita
pasrah dan diambil saja hikmahnya, soal kematian setiap yang mempunyai nyawa
akan merasakannya, hanya waktu nyang berbeda,” ujar Ediwarsyah dengan air mata
berlinang.
Menurut Ediwarsyah, kepada seluruh Kanit, Kacab dan Kajar serta anggota
Mahatma di bawah Asgub almarhum Dr. H. Dasril, M.Ag, supaya bersabar menunggu
petunjuk dari pembina Mahatma Indonesia, Kh, Dr. H. Mhd Riva’i, M.BA dari
Jakarta. :Kita harus bersabar menunggu petunjuk dari pembina,” tambah
Ediwarsyah lagi.
Rektor Universitas Negeri Padang (UNP) Prof. Drs. H. Ganefri, M.Pd., Ph.D,
pada pelepasan jenazah Dr. H. Dasril, M.Ag di Mesjid Al-Azhar komplek UNP
mengatakan, dengan kepergian almarhum UNP merasa kehilangan dosen terbaiknya.
Almarhum disamping dosen juga Ketua Pengurs Masjid Al-Azhar ini.
Menurut Ganefri, almarhum bertugas menjadi dosen di UNP Padang 31 tahun,
almarhum menamatkan pendidikan S1 di IAIN Imam Bonjol Padang, S2 dan S3 di UIN
Jakarta. Sebelumnya tingkat SD, SMP dan SMA, beliau sekolah agama di kampung
halamannya, Kamang Mudiak, Kabupaten Agam.
Almarhum meninggalkan 5 orang anak dan 3 orang cucu dan 2 isteri kepergian
beliau, memang tidak ada yang menduga sama sekali, karena almarhum tidak pernah
dirawan di rumah sakit, sehari-hari, beliau terlihat sehat dan bugar, dan
selalu ceria dan senyum kepada orang yang berjumpa dengannya.
Dr. H. Dasril terkenal dengan ceramahnya mencari Ridha Allah SWT,
menurutnya, apa pun yang kita perbuat dalam kehidupan sehari-hari, harus dalam
rangka mencari Ridha Allah SWT, artinya mencari kasih sayang Allah dan diawali
dengan niat mencari Ridha Allah SWT.
“Selamat jalan guruku dan guru kita semua, guru umat Islam, terutama yang
berada di Provinsi Sumbar, Riau dan Jambi, almarhum dikenal dan terkenal mulai
dari pedesaan sampai ketingkat nasional,” ucap Drs. H. Japeri sebagai mewakili
ahli waris di Masjid Al-Azhar Universitas Negeri Padang. (ATM / ZT)