Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengunjungi Stand
Coklat Padang Pariaman, disambut langsung oleh Bupati Ali Mukhni
Jakarta, CanangNews
– Menteri
Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, industri pengelolaan kakao kini
memiliki kontribusi yang tinggi dalam meningkatkan perekonomian negara. Bahkan
industri kakao telah masuk sebagai Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional
(RIPIN) 2015 – 2035. Artinya, industri
kakao telah menjadi industri prioritas yang harus dikembangkan.
Untuk
pengembangan industri kakao, pemerintah telah melakukan beberapa upaya. Di
antaranya dengan membentuk unit-unit
pengelolaan industri kakao.
“Unit –
unit pengolahan industri kakao diharapkan dapat menumbuhkan wirausaha berbasis
kakao," kata Menperin Airlangga pada peringatan Cocoa Day Expo ke-6 Tahun 2017 di Plasa Kementerian Perindustrian,
Jakarta, Selasa (5/8/22017).
Meski pemerintah
sedang gencar mengembangkan indutri kakao namun Airlangga mengaku masih ada
permasalahan yang harus dibenahi. Permasalahan itu yakni kurangnya pasokan
bahan baku dari dalam negeri. Produktifitas produksi biji kakao di dalam negeri
masih rendah, yaitu sekitar 0,3 – 0,4 to /ha/ tahun. Sedangkan produktifitas di
negara lain produktivitasnya rata – rata di atas 1 ton/ha/tahun.
Dalam
upaya mengatasi permasalahan kekurangan bahan baku di dalam negeri tersebut,
Kementerian Perindustrian merencanakan untuk mengkaji ulang kebijakan bea
keluar biji kakao yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan No.
67/PMK.011/2010. Sebagaimana diketahui, dalam peraturan dimaksud tarif bea
keluar bersifat progresif 0 – 15%, tergantung harga biji kakao dunia.
Tarif
bea keluar diusulkan menjadi flat 15%. Hal ini bertujuan untuk memberikan
jaminan supply bahan baku untuk
industri kakao nasional. Di samping itu untuk menjaga keseimbangan antara pajak
yang dikenakan atas transaksi lokal maupun ekspor.
"Kepada
seluruh stakeholder kakao harus tetap
semangat mengembangkan kakao nasional. Di samping itu, juga meningkatkan konsumsi cokelat dalam negeri,"
pinta Airlangga.
Sementara
Bupati Ali Mukhni yang diundang khusus ke iven Cocoa Day Expo mengatakan, Kabupaten Padang Pariaman memiliki lahan
20 ribu hektar tanaman kakao. Komitmen terhadap tanaman kakao dimulai sejak penetapan
Padang Pariaman sebagai sentra kakao di Sumatera, 3 Agustus 2006 silam.
Saat
ini, papar Ali Mukhni, industri coklat berjalan baik karena didukung dengan
keberadaan pabrik mini coklat. Pabrik tersebut membantu IKM (industri kecil
menengah – red) berbasis coklat dalam memproduksi dan mengolah kakao menjadi
bubuk, pasta, coklat batang, permen dan lainnya.
"Cokelat
Padang Pariaman untuk Indonesia. Menurut penelitian, mutu kakao Padang Pariaman
salah yang terbaik di dunia. Hal ini dikarenakan tanah yang cocok untuk kebun
kakao dan punya kadar lemak yang tinggi," kata Bupati Ali Mukhni.
Pada
kesempatan tersebut, terlihat Bupati Ali Mukhni meminta Menteri Perindustrian
Airlangga untuk mendirikan Sentra Kakao Sumatera Barat yang terletak di Malibou
Anai, Kec. 2x11 Kayu Tanam.
"Ijin
Pak Menteri, kita punya tanah negara bersertifikat status clear and clean
seluas 14 hektar. Untuk pembangunan sentra, kita plot seluas 5 hektar. Proposal
telah kita ajukan sebesar Rp18 milyar. Mohon berkenan Pak Menteri
merealisasikan tahun depan," pinta bupati yang terkenal jago lobi itu.
Peringatan
Cacao Day merupakan kegiatan rutin
Kemenperin sejak 2012 yang lalu. Adapun tema pada tahun ini yaitu Kerja bersama membangun kakao dan cokelat Indonesia
serta memilki tagline Cokelatku,
Budayaku, Indonesiaku.
Cacao Day diikuti oleh 34 peserta IKM, petani
dan pengusaha kakao. Provinsi Sumbar mengutus dua IKM, yaitu Coklat Padang
Pariaman dan Coklat Cokato Kota Payakumbuh.
Yang
menarik dari acara ini adalah kehadiran Miss Cocoa Indonesia 2017 Marchelia
Lunggaer yang turut membantu
mempromosikan cokelat Indonesia. (h / ZT)