Jamaah haji asal Padang Pariaman memadati toko jajanan
aneka kurma
Arab Saudi, CanangNews – Hari ketiga di Kota Nabi Muhammad SAW, Madinah
Almunawwarah, Sabtu, 16 September 2017, jamaah dibawa oleh maktab untuk
mengunjungi tempat bersejarah di sekitar kota (city tour). Pukul 07.10 WAS,
Jamaah berangkat dengan 8 bus.
Hanya
sekitar 15 menit dari hotel, rombongan 'singgah' di kebun kurma. Di sana
tersedia beragam kurma, ada kurma Nabi, 'ajwa, ajyad, dan jajanan lain yang
terbuat dari kurma. Pengunjung bebas mencicipi seluruh jajanan yang dijual,
tetapi tidak boleh dibawa keluar toko, kecuali yang dibeli.
Selesai
'menggeledah' toko di kebun kurma, selanjutnya jamaah dibawa ke Masjid Quba,
yaitu Masjid yang pertama sekali dibangun Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi
Wassalam setiba di Madinah (namanya Yatsrib waktu itu). Di perjalanan menuju
Masjid Quba, bus melewati Masjid Qiblatain, masjid tempat Nabi Muhammad shalat
menghadap dua kiblat. Mengawali shalat, Nabi SAW menghadap Masjidil Aqsha. Pada
pertengahan shalat, turun wahyu yang memerintahkan untuk menghadap Ka'bah di
Masjidil Haram.
Masjid Quba, masjid pertama yang dibangun Nabi Shalallahu
‘Alaihi Wassalam saat hijrah ke Madinah
Masjid
Khandaq merupakan masjid yang selanjutnya dilewati rombongan tur Kota Madinah
ini sebelum sampai di Masjid Quba. Khandaq artinya parit, yaitu parit yang
dibuat Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersama sahabat untuk
menghadang serangan Kafir Quraisy. Mengenang sejarah penting tersebut,
dibuatlah masjid dan yayasan pendidikan di sekitar Khandaq.
Setiba
di Masjid Quba, jamaah segera turun dari bus dan langsung menuju masjid untuk
melaksanakan shalat sunnah. Sebelum berangkat, jamaah telah diingatkan petugas
agar dalam keadaan suci (berwudhu -red). Sebab, berdasarkan Sabda Rasulullah Shalallahu
‘Alaihi Wassalam: "Barang siapa telah bersuci (berwudhu) di rumahnya,
kemudian mendatangi Masjid Quba, lalu shalat di dalamnya dua rakaat, baginya
sama dengan pahala umrah.'' (H.R. Ibnu Majah).
Uhud dan makam syuhada menjadi saksi perjuangan Nabi Shalallahu
‘Alaihi Wassalam dan para sahabat dalam menegakkan Islam
Akhir
dari tur kota ini adalah Uhud. Bukit bebatuan yang menjadi saksi terbunuhnya 70
orang syuhada, termasuk paman Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, Hamzah yang
bersimbah darah, dengan dada robek dan
tanpa jantung. Sebab, ditikam Wahsyi, seorang badui berkulit hitam yang
disuruh Hindun binti Utbah. Bahkan, Wajah Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam
terluka, gigi gerahamnya tanggal. Dua keping lingkaran rantai topi besi yang
menutupi wajah Beliau menembusi pipinya. Hamzah bersama para syuhada dikubur di
sana.
Sebelum
zuhur, jamaah sudah kembali ke hotel. Sebab, harus sudah berada di Masjid
Nabawi untuk melanjutkan ibadah Arba'in (shalat berjamaah 40 waktu).
(Laporan
Afrinaldi Yunas, TPHD Padang
Pariaman)