Kadinkes Aspinuddin
mengekspos Program Papa Tangkas Gada 119 di depan Menteri PAN RB di aula kantor
bupati, Jumat 18 April 2017
SEKITAR 70 persen
peristiwa kematian dalam kasus gawat-darurat disebabkan oleh keterlambatan
penanganan medis. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman
segera meluncurkan Program Papa Tangkas Gada 119.
“Saat ini kami sedang mempersiapkan
sarana dan prasana, perangkat teknis serta sumber daya manusia yang akan
menangani program tersebut,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Padang
Pariaman dr H Aspinuddin, Senin (21/8/2017).
Program Papa Tangkas Gada 119 yang dimaksudkan
Aspinuddin adalah singkatan dari Padang Pariaman Tanggap Kasus
Gawat-Darurat. Sedangkan angka 119 merupakan nomor telepon sentral yang dapat
diakses masyarakat untuk memperoleh layanan penanganan medis bagi korban
kasus-kasus gawat-darurat.
Sistem program ini, lanjut dia, sekaligus
terkoneksi dengan Unit Pemadam Kebakaran (Damkar) dan Kepolisian serta sejumlah
rumah sakit rujukan. Tujuannya sebagai upaya mencegah kematian atau
keadaan yang lebih buruk akibat keterlambatan penanganan.
“Dengan program / aplikasi ini kami akan
memberikan pelayanan super cepat terhadap masyarakat yang mengalami kasus-kasus
gawat-darurat. Saat ini kami sedang menyiapkan sarana-prasarana dan tenaga yang
dibutuhkan seperti dokter spesialis berbagai penyakit yang stand by 24 jam,”
jelas Aspinuddin.
Kadinkes Aspinuddin (ketiga dari kiri) Brieffing di National Command
Center 119 Kemenkes RI
Tidak hanya mengandalkan Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) milik Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman yang berlokasi di
Paritmalintang (Jln Raya Padang – Bukittinggi Km 42), menurut pria kelahiran 1
Mei 1964 ini, aplikasi Program Papa Tangkas Gada 119 akan terhubung secara
online dengan rumah-rumah sakit lain, baik di Sumbar maupun di daerah lain,
termasuk Jakarta.
“Aplikasi online ini memungkinkan
petugas Papa Tangkas Gada 119 mengetahui kondisi terkini rumah-rumah sakit
rujukan seperti kehadiran dokter umum dan dokter spesialis serta apakah ada
tempat tidur yang kosong di ruang rawat inap atau penuh. Dengan demikian
petugas program dapat segera menyarankan kepada petugas di lapangan agar
membawa pasien ke rumah sakit mana sesuai kondisi penyakitnya,” papar pria yang
akrab dengan sapaan Dokter Jimi ini.
Ia menambahkan, program ini akan mulai
diluncurkan pada tahun 2018. Untuk itu, Jimi sudah mengajukan alokasi
anggarannya kepada Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Padang Pariaman guna
ditampung pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2018.
“Program Papa Tangkas Gada 119 tidak
hanya ditujukan kepada warga Kabupaten Padang Pariaman, akan tetapi untuk
menyelamatkan siapa saja yang mengalami keadaan gawat-darurat di wilayah Kabupaten
Padang Pariaman, baik akibat mengalami kecelakaan, musibah, serangan jantung,
stroke maupun jenis-jenis gawat-darurat lainnya,” papar Jimi.
Kadinkes Aspinuddin (tengah) ketika memaparkan Program Papa Tangkas Gada 119
Setelah melakukan pertolongan pertama,
lanjut dia, kalau perlu petugas lapangan membawa pasien ke rumah sakit rujukan
sesuai petunjuk petugas pemandu di sekretariat. Jika memerlukan tindakan medis
seperti operasi, langsung dilakukan dengan biaya yang tersedia
pada anggaran program.
“Terhadap
pasien-pasien kritis terkait kasus gawat-darurat kan kita tidak mungkin mencari tahu terlebih dahulu siapa keluarga
mereka yang akan bertanggungjawab membiayai. Barulah setelah keluarganya
datang, pembiayaan pasien diserahkan kepada mereka,” katanya lagi.
Selalu berinovasi
Dokter Aspinuddin terkesan sangat
inovatif. Segera setelah dilantik menjadi kadinkes oleh Bupati Ali Mukhni, ia langsung
melakukan pendataan bersama jajarannya ke lapangan. Alhasil, ditemukan berbagai
jenis penyakit yang diderita masyarakat yang sebelumnya cendrung kurang
tertangani.
“Dengan dorongan Pak Bupati Ali Mukhni dan
dukungan seluruh jajaran pemerintah kabupaten (pemkab) serta tokoh-tokoh
masyarakat, kami membuat Program Padang Pariaman (Papa) Sehat yang mulai
diluncurkan bulan Juni 2014,” ujarnya.
Ruangan National Command Center 119 Kemenkes RI
Program ini, kata dia, mendapat perhatian
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Tak ayal, Menteri Kesehatan Prof Dr
dr Nila Djuwita F Moeloek SPM (K) pun berkunjung ke Padang Pariaman. “Beliau
pun mencanangkan Program Papa Sehat di ruangan ini juga, Februari 2015,” jelas
Aspinuddin.
Konsep Papa Sehat, sebut dia, antara lain
berupa kunjungan bidan desa ke rumah-rumah masyarakat setiap hari, dijadikan
Menkes sebagai model atau contoh secara nasional. Tidak sekadar berkunjung,
bidan pun menanyakan keluhan penyakit kepada masyarakat. Jika ada, langsung
melakukan penanganan medis. Kalau tidak memungkinkan, dirujuk ke puskesmas atau
rumah sakit. Kalau warga itu miskin, difasilitasi biayanya melalui Badan Amil
Zakat Kabupaten.
“Dengan program ini, Alhamdulillah...
angka kematian ibu melahirkan dan angka kesakitan masyarakat menurun secara
drastis mulai tahun 2015 hingga sekarang,” kata Aspinuddin.
Selanjutnya, Dinkes menerapkan aplikasi
pendaftaran secara online bagi masyarakat yang hendak berobat ke puskesmas.
Dengan demikian, masyarakat cukup mendaftar dari rumah melalui ponsel dan tidak
perlu antri menunggu. “Aplikasi ini memungkinkan Pak Bupati dan kami bisa
memantau perkembangan layanan di semua puskesmas guna mencarikan solusi jika
ada permasalahan,” ujarnya pula. (***)