Suasana
usai shalat subuh di depan hotel
Arab Saudi, CanangNews
– Seperti cendawan tumbuh di musim hujan. Ya, itulah yang terlihat di
sepanjang halaman hotel-hotel di Syisyah, Arab Saudi. Setelah subuh, pedagang
yang ada hanya di musim haji ini pada berdatangan dan berjejer dari ujung
sampai ke ujung jalan satunya lagi. Pedagang kaki lima yang menjual pakaian dan
cindera mata memenuhi trotoar jalan.
Beragam
jenis pakaian untuk pria dan wanita dipajang serabutan. Meskipun harganya
relatif mahal, namun jamaah tetap tak kuasa menahan 'nafsu' membelinya. Ada
pedagang cindera mata yang menggunakan pengeras suara yang sudah direkam.
"Dua riyal, dua riyal, semua serba dua riyal", demikian rekaman suara
yang kental dengan dialek Arab-nya.
Jamaah
asal Padang Pariaman membeli jajanan sarapan
Di
sela-selanya, jamaah juga dijejali oleh penjual jajanan sarapan pagi selera
Indonesia rasa Arab Saudi. Ini menjadi favorit dan ditunggu-tunggu oleh jamaah
asal Kabupaten Padang Pariaman. Beragam menu ditawarkan mulai dari nasi goreng,
nasi kuning, bubur ayam, lontong kari, telur asin, kue kering, hingga gorengan,
seperti bakwan, goreng tahu dan tempe. Harganya mulai dari dua riyal hingga 10
riyal per item nya.
Pagi
kemarinnya, ada pemandangan yang tidak seperti biasanya. Tragedi yang
menghadirkan rasa kasihan sekaligus takjub. Kasihannya sebab tiba-tiba di
tengah hiruk pikuk penjual dan pembeli berinteraksi, datanglah polisi dengan
mobil patroli. Mereka langsung 'mencokok' pedagang karena berjualan di tempat
yang terlarang. Mereka dinaikkan paksa ke mobil patroli dan diangkut ke posko
polisi.
Patroli
polisi menertibkan pedagang kakilima
Adapun
rasa takjub hadir adalah saat terjadinya penertiban tersebut, petugas tidak
merusak jajanan penjual-penjual itu. Jajanannya dibiarkan begitu saja, yang
ditangkap hanya orangnya. Sungguh pandangan mata yang jarang kita lihat di Indonesia
jika ada penertiban oleh petugas terhadap penjual yang 'nakal'. Contoh yang
bagus juga untuk kita teladani. (Laporan Afrinaldi
Yunas, TPHD Padang Pariaman)