Mendes PDTT Eko Putro Sandjojo meletakkan
batu pertama pembangunan embung
Sintoga, CanangNews – Sempat dikabarkan batal, Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Putro
Sandjojo tetap jadi melakukan
kunjungan kerja ke Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Kedatangannya, Sabtu (13/5/2017), molor lebih empat jam dari jadwal semula
pukul 08.30 WIB.
Kedatangan Menteri Eko Putro Sandjojo yang didampingi Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa
(DPW PKB) Sumbar Febby Dt Bangso disambut Bupati Ali Mukhni yang merupakan
Ketua DPW Partai Amanat Nasional (PAN) Sumbar di Bandara Internasional
Minangkabau (BIM). Setelah menjamu makan siang, langsung menuju lokasi kegiatan
peletakan batu pertama (ground
breaking) pembangunan
Embung Nagari (Desa – red) Toboh Gadang dan Nagari Toboh Gadang Timur, Kecamatan Sintuk Toboh Gadang
(Sintoga).
Setelah penyambutan dengan
kesenian tradisional, acara pun dimulai. Dalam sambutan selamat datang, Bupati
Ali Mukhni melaporkan, embung yang berlokasi di Dusun Sungai Abu, Korong Tabek
Gadang, ini mulai dibangun tahun 1912. Namun, terbengkalai dan tidak terawat
sehingga penuh semak-belukar. Ia pun meminta bantuan Mendes PDTT untuk kelanjutan
pembangunan embung sebesar Rp3 miliar. Embung itu juga didesain untuk sarana
olahraga air dan objek wisata.
Embung atau cekungan penampung (retention basin) adalah cekungan
yang digunakan untuk mengatur dan menampung suplai aliran air hujan
ataub aliran anak sungai serta untuk meningkatkan kualitas air di badan air yang
terkait (sungai, danau) – redaksi.
Bupati
Ali Mukhni turut melakukan peletakkan batu pertama
Menanggapi permintaan bupati, Menteri Eko Putro
Sandjojo spontan merespons dengan
menyatakan membantu sebesar Rp1,5 miliar. “Sisanya satu setengah miliar lagi
jadi tanggungjawab Pak Bupati mencarikan,” ujarnya. Mendengar hal itu, Bupati
Ali Mukhni terlihat berdiri sembari tersenyum dan bertepuk tangan.
Pada kesempatan itu Menteri
Eko Putro menyatakan, tahun ini Kemendes PDTT mengusung program prioritas berupa program pengembangan Produk
Unggulan Desa (Prudes) dan Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades).
Pengembangan produk-produk tersebut dikembangkan dengan berbasis teknologi dan
inovasi.
Ia pun mencontohkan beberapa daerah yang sudah bisa fokus untuk mengembangkan produk unggulannya antara lain di Gorontalo dengan produksi jagungnya atau Dompu yang bisa lepas dari status daerah tertinggal.
“Desa yang belum fokus akan kita kasih insentif, kita kasih bibit, pupuk dan sarana pertanian gratis,” katanya lagi.
Eko melanjutkan, selain menetapkan produk unggulan, desa juga didorong untuk mendirikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Menurutnya, dana desa melalui BUMDes dapat menjadi stimulus pembangunan di daerah.
“BUMDes itu dibikin supaya dana desa suatu saat bukan menjadi sumber utama pembangunan desa. Sumber utamanya yakni desa mempunyai sarana ekonomi sendiri yang bisa membuat desa itu mandiri secara finansial dan membuka lapangan kerja,” tambahnya.
Ia pun mencontohkan beberapa daerah yang sudah bisa fokus untuk mengembangkan produk unggulannya antara lain di Gorontalo dengan produksi jagungnya atau Dompu yang bisa lepas dari status daerah tertinggal.
“Desa yang belum fokus akan kita kasih insentif, kita kasih bibit, pupuk dan sarana pertanian gratis,” katanya lagi.
Eko melanjutkan, selain menetapkan produk unggulan, desa juga didorong untuk mendirikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Menurutnya, dana desa melalui BUMDes dapat menjadi stimulus pembangunan di daerah.
“BUMDes itu dibikin supaya dana desa suatu saat bukan menjadi sumber utama pembangunan desa. Sumber utamanya yakni desa mempunyai sarana ekonomi sendiri yang bisa membuat desa itu mandiri secara finansial dan membuka lapangan kerja,” tambahnya.
Pihaknya,
ulas Eko, optimis desa yang mandiri akan dapat terwujud dengan adanya empat
agenda prioritas Kemendes PDTT. "Ada empat agenda proritas
kementerian. Kalau empat agenda ini kita laksanakan, maka kita yakin harapan
terwujudnya desa mandiri bukan sekadar ilusi tetapi akan menjadi sebuah
kenyataan," cetus dia.
Bupati
Ali Mukhni memperlihatkan proposal pembangunan embung kepada Menteri Eko Putro
Sandjojo
Keempat
agenda tersebut antara lain mengarahkan dana desa untuk membangun keunggulan
dari masing-masing desa di indonesia yang berjumlah sebanyak 74.954 desa. "Kita
harus mendorong agar desa-desa dapat memiliki keunggulan yang berbeda dengan
desa-desa lainnya. Dengan memiliki keunggulan tersebut maka dipastkan akan
memiliki nilai tawar yang lebih tinggi,” jelas dia.
Dengan
program one vilage one product atau
satu desa satu produk ini merupakan program unggulan desa atau program unggulan
kawasan pedesaan, inilah prioritas pertama yang harus kita kawal,"
katanya.
Agenda
kedua, papar Eko, dengan mendorong pembentukan dan pengembangan BUMdes yang
sudah seharusnya menjadi pilar penting bagi perekonomian masyarakat di tingkat
desa.
Lebih
lanjut, Eko menyebutkan, untuk agenda yang ketiga adalah dengan mendorong
terbangunnya embung-embung desa atau sebuah waduk berukuran kecil pada lokasi
pertanian yang bertujuan untuk menampung kelebihan air hujan di musim penghujan
dan pemanfaatannya pada musim kemarau untuk berbagai keperluan, baik di bidang
pertanian maupun kepentingan lain bagi masyarakat.
"Dari
data statistik, 80 persen desa di Indonesia adalah pertanian. Permasalahan yang
ada pada pertanian itu adalah permasalahan ketersediaan air yang kadang kala
tidak terpenuhi. Karena itu, kita mendorong penggunaan dana desa itu dapat
dibuat satu embung yang bisa dimanfaatkan dengan baik. terutama pada musim
kemarau," katanya.
Menteri
Eko Putro Sandjojo menandatangani prasasti Revitalisasi Pembangunan Embung
Sedangkan
agenda yang keempat, Kemendes PDTT mendorong setiap desa memiliki sarana
olahraga agar para pemuda-pemuda yang ada di pedesaan dapat berekpresi dan
beraktualisasi.
"Para
pemuda yang ada di desa kerap keluar dari desanya karena tidak ada tempat untuk
berekspresi dan beraktualsasi. Kalau tidak ada tindakan, maka diprediksi pada
tahun 2045 jumlah penduduk didesa hanya 35 persen. inilah kondisi yang
memprihatinkan. Karena itulah, kita ciptakan sarana olahraga atau surga di desa-desa,"
kata Eko.
Ia juga
menjelaskan, tahun 2017 ini nilai alokasi Dana Desa
(DD) dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) meningkat menjadi Rp60
trilyun. Peningkatan juga akan dilakukan di tahun 2018, yakni menjadi Rp120
trilyun sehingga tiap desa akan mendapat sekitar Rp1,5 milyar.
Walinagari Toboh Gadang
Yasman didampingi Sekretaris Nagari Zamzami sewaktu
ditanya Wartawan CanangNews menyebutkan,
pembangunan Embung Tabek Gadang Sungai Abu
telah dimulai oleh nenek moyangnya tahun 1912, jauh hari
sebelum Kemerdekaan Republik Indonesia. Data tersebut tercatat pada dinding
embung, bahwa Embung Tabek Gadang Sungai Abu
dibangun dan diresmikan pada tahun 1912,
Embung
ini, lanjut Yasman, sebelumnya sudah ditutupi oleh
tumbuhan besar seperti rumbia yang
serasa tak mungkin untuk disingkirkan. “Namun,
karena kegigihan kami melobi dan melobi kapada pihak pengairan,
yakni Balai Wilayah Sungai V Sumatera, sehingga dilakukanlah beberapa kali pengerukan
dan diiringi pemasangan lining sehingga menjadi seperti sekarang ini,” jelas dia.
Hari
demi hari, ulas Zamzami menambahkan, terbersit pemikiran untuk
mengelola secara terpadu lokasi ini. Pihaknya mulai
melakukan pendekatan pada masyarakat untuk bisa menyerahkan tanahnya pada
pemerintah dan akan dikelola secara terpadu untuk :
1.
Embung yang besar untuk arena main air dengan
perahu dayung.
2.
Di sampingnya
akan di buat kolam pemandian.
3.
Embung juga diisi dengan ikan dan saat saat
tertentu akan diadakan lomba memancing.
4.
Di bagian
sisi kiri embung juga akan dibangun sarana olahraga,
yaitu Lapangan Sepak Bola Nagari, lengkap dengan
tribun minimalis dan pada bagian lainnya akan kita manfaatkan sebagai lahan
parkir.
5.
Sepanjang dan di sekeliling
embung akan ditanami pohon jambu merah tanpa biji.
Embung di Desa Tlogopucang,
Kandangan, Temanggung, Jawa Tengah (sebagai pembanding – red)
“Dengan lima poin tersebut, kami
merasa yakin, jika terwujud maka lokasi ini akan menjadi
komplek wisata yang lumayan komplit, sehingga nantinya wisatawan lokal dan mancanegara akan terpancing untuk berkunjung ke lokasi
ini sehingga nantinya akan menjadi sumber pemasukan untuk pembangunan nagari
selanjutnya. Lokasi ini kami rencanakan akan dikelola oleh Badan
Usaha Milik Nagari (BUMNag) Nagari Toboh Gadang,” kata Zamzami.
Embung Sungai Abu
Tabek Gadang, kata Zamzami lagi, terletak di dua korong, yakni Korong Toboh
Surau Kandang Nagari Toboh Gadang dengan Korong Toboh Sawah Mansi Nagari Toboh
Gadang Timur.