Pariaman,canangnews --- Keseriusan
Pemko Pariaman dalam membangun IKM (Industri Kecil Menengah) terus
ditingkatkan, para pelaku IKM Kota Pariaman akan memasuki masa inkubasi selama
18 hari yang dilaksanakan di Balai Diklat Industri Padang kementerian
Perindustrian, senin (16/01).
Dalam rangka meningkatkan kompetensi
pengrajin sulaman dan bordir, Pemko Pariaman bekerjasama dengan Balai Diklat
Industri (BDI) Padang mengadakan pendidikan dan pelatihan 3in1 yang diikuti
sebanyak 70 pengrajin sulaman dan bordir dari 5 desa sentra kerajinan di
Pariaman Utara, yakni Manggung, Nareh Hilia, Nareh 1, Balai Nareh dan Padang
Biriak-Biriak.
Kegiatan yang dibuka oleh Wakil Walikota
Pariaman tersebut juga dihadiri Kepala Balai Diklat Industri Padang Jonni
Afrizon dan jajaran, dan Kepala Dinas Koperindag Kota Pariaman Gusniyeti Zaunit
dan jajaran.
Genius Umar menyampaikan, IKM terus meningkat
setiap tahunnya, hal ini akan berdampak pada kompetisi yang semakin ketat. Kota
Pariaman sebagai salah satu daerah penghasil kerajinan di Sumbar harus mampu
mengahadapi kondisi persaingan tersebut. Meski hasil kerajinan sudah dilakukan
secara turun temurun, namun perlu peningkatan mulai dari design, pengetahuan
tentang bahan, serta keragaman jenis produk, dan tidak kalah penting yaitu pola
pikir pelaku IKM Itu sendiri yang mampu merespon kebutuhan pasar.
"Dengan adanya diklat ini, para
pengrajin sulaman dan bordir dapat meningkatkan kemampuan dalam design, mutu
dan kualitas produk agar bisa bersaing dengan produk-produk kerajinan dari
daerah lain," tuturnya.
Tidak tertutup kemungkinan, Bordir yang
semula hanya menghiasi mukena serta pakaian-pakaian formal, dengan ide kreatif
pengraji n seharusnya mampu berkreasi guna mengaplikasikan bordir untuk pakaian
casual atau pakaian sehari-hari, sehingga perputaran produk akan semakin cepat,
ungkapnya.
"Pelaku IKM agar benar-benar serius
mengikuti pelatihan, dan jangan sesekali malu bertanya kepada instruktur,
karena pelatihan ini akan menjadi modal pengrajin untuk masuk dalam dunia
pasar,"(**)