"Dana yang diajukan akan digunakan untuk penyediaan sarana promosi wisata, penyusunan data kepariwisataan, Familirization trip, tindak lanjut promosi halal tourism dimana Sumbar menjadi salah satu nominasi daerah wisata halal tingkat internasional di Abu Dhabi," kata Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit, Rabu 16/11 lalu di Padang.
Dikatakan, Pemerintah Sumbar juga akan meningkatkan pelayanan informasi di anjungan Sumbar Taman Mini Indonesia Indah, dan promosi even pariwisata daerah lainnya. Pariwisata halal merupakan bagian dari pariwisata daerah yang ditujukan terutama untuk wisatawan muslim, dimana pelayanan dalam wisata halal merujuk kepada aturan-aturan Islam seperti kemudahan untuk beribadah di tempat penginapan maupun di lokasi wisata. "Ke depan kemudahan untuk mendapatkan makanan halal dipermudah, karena ini masuk dalam kategori wisata halal," katanya.
Khusus Sumbar, konsep wisata halal ini sebenarnya sudah terlaksana, karena sebagian besar rumah makan dan penyedia panganan, souvenir dan oleh-oleh disajikan oleh umat Islam.
"Kita akan fokus kepada kriteria untuk persyaratan wisata halal yang berorientasi kepada pencerahan dan ketenangan, menghindari kemusyrikan, menjaga perilaku etika dan nilai luhur kemanusiaan, dan menghormati nilai-nilai sosial budaya dan karifan lokal," ujar Nasrul seperti dikutip wartwan
Sementara itu, Ketua Umum Association of the Indonesian Tours and Travel (Asita) Sumbar Ian Hanafiah menilai untuk menyuksekan destinasi wisata halal peran masyarakat dan pemerintah setempat sangat besar. "Wisata halal bukan hanya tentang makanan halal dan haram saja, namun juga kebersihan dan kesehatan bahan bakunya," katanya.
Selain itu masyarakat harus berperilaku sopan dan ramah kepada wisatawan yang datang sehingga konsep wisata halal juga dapat terlihat dari perilaku masyarakat yang baik. Dalam hal kebersihan juga harus menjadi perhatian yang harus difokuskan, sebab kebersihan merupakan ciri masyarakat muslim. (AD/CN)
