"Anggaran sebesar Rp75 juta selama satu tahun tersebut telah habis sejak Juli 2016.Untuk periode Juli hingga Oktober 2016 pemerintah tidak bisa memberikan dana pengganti transportasi, namun pada November hingga Desember telah dianggarkan sebanyak 5.000 butir telur melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Perubahan," katanya
Dasril berharap, agar masyarakat agar dapat memahami persoalan tersebut dan tetap dapat mengantarkan telur penyu meskipun tanpa imbalan transportasi seperti biasanya. "Untuk periode Juli hingga Oktober 2016 terjadi penurunan telur penyu, baik yang diperoleh oleh dinas terkait maupun yang diantarkan langsung oleh masyarakat setempat. Ini bisa terjadi karena periode Juli hingga Oktober tersebut peneluran penyu memang menurun, sehingga tidak berapa telur yang diingkubasi," katanya.
Sementara itu Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Konservasi Penyu Kota Pariaman, Citrha Aditur Bahri, mengatakan masyarakat yang menemukan telur dan membawa ke UPT Konservasi penyu nantinya memperoleh biaya penggantian transportasi sebesar Rp3.500 untuk setiap butirnya.
"Memang sudah ada anggaran oleh pemerintah untuk biaya penggantian transportasi kepada masyarakat, tujuannya agar telur penyu tidak diperjualbelikan untuk kepentingan yang tertentu," jelasnya. (CN)
