Kepala Disdikbud Drs
Rahmang MM ketika jadi pembina upacara
Parikmalintang, CanangNews – Sebagai upaya memajukan
sektor pendidikan, Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman telah melakukan berbagai
terobosan melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud). Kondisi demikian
merupakan suatu keharusan, apalagi Bupati H Ali Mukni juga mantan seorang guru.
Dengan kata lain, sektor pendidikan harus berkembang sesuai dengan keinginan
bersama.
Untuk
mencapai kondisi tersebut tentu butuh dukungan semua pihak, mulai majelis guru
yang melakukan proses belajar mengajar di tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai
tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), tak terkecuali Jajaran Disdikbud.
Mereka semua wajib memiliki komitmen bersama memajukan dunia pendidikan tanpa
ada embel-embel di baliknya.
Atas
dasar itulah, Kepala Disdikbud Drs Rahmang MM menyatakan tekadnya menjadikan
semua sekolah di Kabupaten Padang Pariaman sebagai sekolah bagi para juara.
“Ini
adalah program tentang sekolah tanpa diskriminasi, artinya dalam sekolah semua
siswa-siswi akan diperlakukan sama dengan prinsip kesetaraan dan keadilan,”
ujarnya ketika menjawab pertanyaan Wartawan
CanangNews di kantornya – Parikmalintang, Senin (26/3/2018).
Jadi,
lanjut dia, semua guru diharapkan menggali dan mengembangkan potensi
masing-masing siswa / siswi. “Guru wajib memperlakukan sama semua murid SD dan
siswa SMP dalam daerah ini. Tidak boleh ada lagi cap atau pengkotak-kotakan:
ini anak yang pintar, ini anak yang bodoh.
Sebab masing-masing anak adalah istimewa dengan bakat dan keahlian yang
dimilikinya,” ungkap Ramang.
Artinya,
semua guru yang melakukan proses mendidik dan mengajar di sekolah-sekolah dalam
Kabupaten Padang Pariaman wajib mengetahui kondisi masing-masing siswa ata
murid. Guru wajib menerapkan pola tersebut untuk kemajuan Padang Pariaman dalam
bidang pendidikan, sejalan dengan visi Bupati Ali Mukhni.
Sekolah
bagi para juara ini, katanya lagi, akan diwujudkan antara lain melalui upaya
menciptakan lingkungan kondusif yang akan berdampak terhadap kenyamanan proses
belajar – mengajar. Yaitu lingkungan yang bersih dan hijau (green school), aman dan tertib, di samping
mampu mengakomodir rasa ingin tahu peserta didik terhadap berbagai hal yang
diminati.
Dalam
lingkungan sekolah bagi para juara ini, para guru harus terus merangsang anak-anak
didik untuk berani mengemukakan pendapat atau bertanya tentang sesuatu hal
tanpa takut salah, meski tetap dalam jalur etika dan sopan santun terhadap
guru.
Selain
itu, perlu peningkatan literasi peserta didik dengan mengoptimalkan fungsi
perpustakaan sekolah. Hal ini bisa dilakukan dengan menyediakan buku-buku
bacaan umum, selain buku pelajaran. Membaca buku minimal 15 menit sehari bisa
dilakukan dengan teladan dan motivasi dari para guru di sekolah.
Hal
yang tidak kalah penting, jelas Rahmang, adalah memberikan pelajaran
ekstrakurikuler di bidang seni budaya seperti indang maupun silek tradisional.
Sebab, melalui seni dan budaya bisa diajarkan perilaku dan budi pekerti yang
baik, sopan-santun kepada yang lebih tua secara non-formal.
Terkait
hal itu, Rahmang pun mengingatkan, perlu adanya pelatihan bagi para guru
sekolah, yang bisa disesuaikan dengan program, sasaran maupun kebutuhan di
sekolah masing-masing. Optimalisasi peran guru Bimbingan Konseling (BK) layak
jadi perhatian sehingga dapat mengurangi kenakalan, sifat egois serta sifat
peserta didik yang kurang baik.
Ia juga
meminta pihak sekolah melibatkan para alumni yang berprestasi. Hal ini bisa
dilihat dari data sekolah. Alumni yang mempunyai kompetensi misalnya bisa
diundang ke sekolah tersebut untuk memberikan motivasi bagi anak didik sehingga
bisa menjadi sukses seperti mereka.
Rahmang
pun mengingatkan agar seluruh pengawas dan pegawai Disdikbud terus bekerjasama
dengan pihak sekolah, baik dalam pelaksanaan kegiatan belajar – mengajar maupun
monitoring dan evaluasi, untuk mewujudkan program sekolah bagi para juara,
sehingga dapat menjadikan peserta didik yang memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara – sesuai
dengan undang-undang nomor.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
bisa tercapai dengan baik.
Kepala Disdikbud Drs Rahmang MM ikut aktif membina kegiatan pramuka
Semua
itu, papar dia, terangkum dalam kurikulum tahun 2013. Upaya mengaplikasikan
kurikulum 2013 dengan menjadikan sekolah bagi para juara ini sangat tergantung dari
keinginan semua pihak. Tidak saja guru tetapi juga peranan masing-masingtua
juga sangat menentukan dalam menjadikan anak-anaknya sebagai murid / siswa
terbaik, sehingga masing-masing anak memiliki motivasi.
Sejalan
dengan hal itu, kata Rahmang, dinas yang dia pimpin telah mulai memperkuat
kapasitas manajemen sekolah serta memperkuat sumber daya sekolah (SDS) dengan
merujuk kepada 8 standar nasional pendidikan. Di samping itu, dinasnya juga
melakukan pemerataan tenaga pengajar pada setiap sekolah, peningkatan pendanaan
bidang pendidikan serta melakukan peningkatan peran komite dan orangtua murid /
siswa agar mereka peduli dengan kemajuan pendidikan.
Selanjutnya,
optimalisasi kegiatan MKKS (musyawarah kerja kepala sekolah – ed) dan MGMP (musyawarah
guru mata pelajaran – ed). Semakin banyak program yang dibuat MKKS dan MGMP
akan semakin membaik kualitas. Untuk menjalankannya butuh kompetensi
masing-masing kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan majelis guru.
Kemudian
juga diperlukan konvensi bidang pendidikan untuk memenuhi kebutuhan guru sesuai
dengan undang-undang nomor 14 tahun 2005.
"Kita
berharap dengan dukungan semua pihak, sektor pendidikan Padang Pariaman menjadi
yang terbaik, sehingga visi dan misi Bupati Ali Mukhni dan Wakil Bupati Suhatri
Bur, menjadikan daerah unggul dalam segala bidang pembangunan dapat terwujud,"
paparnya. (ZT)